Tugas Foundation of nursing
guna memenuhi tugas pada tanggal
21 september 2011
>Tugas mandiri
KONSEP TEORY BETTY NEUMAN |
Dengan melihat kasus yang dialami tuan B sebagaimana yang diilustrasikan dalam bentuk wacana tersebut, dan juga ditinjau dari konsep utama teori betty neuman yang merujuk pada pola perilaku tuan B yang disingkronkan dengan Variable serta Asumsi berdasarkan konsep utama teori Betty neuman maka memang dirasa selaras. Dengan demikian meihat kasus tersebut salah satu hal yang dapat kita amati bahwa tuan B mengalami gangguan yang mungkin ditunjukkan pada ketidak percayaan dirinya atau merasa bahwa dirinya tidak berharga dan itu satu indikasi bahwa tuan B sedang dalam kodisi tidak sehat. Karena dari ketidak percayaan diri tuan B tersebut secara tidak langsung akan mempengaruhi kondisi fisiknya. Dan tentunya keseimbangan dari fungsi fisiologis yang terganggu juga diiring terganggunya kondisi psikologisnya .
Kemudian hal-hal lain yang dapat kita amati dari wacana tersebut bahwa tuan B tidak semata-mata langsung mengalami gangguan tanpa adanya penyebab yang mengindikasikan kearah yang negatif. Karena hal itu pasti disebabkan oleh beberapa faktor yang memicu tuan B mengalami gangguan psikologis . Seperti yang diilustrasikan dalam wacana tersebut bahwa tuan B dalam riwayatnya dibidang dunia kerja, beliau pernah mengundurka diri dari perusahaan dimana dia bekerja. Dengan mengidentifikasi dari hal tersebut, tuan B memiliki kemampuan yang rendah dalam bersosialisasi, mengapa demikian”, karena seorang yang sudah memilih bekerja dalam ruang lingkup perusahaan tentunya harus pandai-pandai bersosialisasi, yang mana bersosialisasi itu bisa mengandung makna tentang beradaptasi dan pemberian respon. Layaknya seorang yang bertekat untuk bekerja, tentunya beliau pasti memiliki visi dan misi baik dalam karir maupun kehidupannya. Akan tetapi keputusan tuan B mengundurkan diri dari tempat dia bekerja hanya dengan alasan bahwa dia tidak cocok dengan teman sekerja.
Akan tetapi tidak menutup kemungkinan juga bahwa hal-hal semacam itu memang disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor tekanan yang dialami tuan B dimasa lalunya. Yang mana bahwasanya setiap individu itu memiliki kemampuan ketahanan yang berbeda-beda dalam menghadapi tekanan, yang memiliki arti bahwa lingkungan dapat menghasilkan ketegangan dan berpotensi membuat sistem ketahanan menjadi tidak stabil.
Berdasarkan paradigma keperawatan dalam model sistem betty neuman, dapat kita ketahui ada komponen utama dalam berinteraksi. Komponen yang dimaksud di sini ialah: manusia(klien), lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Komponen yang terkait dalam interaksi tersebut adalah:
1)
Manusia ( klien) :
Struktur dasar, garis penolakan,garis
pertahanan normal dan gari pertahanan
fleksibel.
fleksibel.
2)
Lingkungan :
Internal,eksternal dan Stressor
3)
Kesehatan :
Hal-hal yang berhubungan dengan sehat
dan sakit
4)
Keperawatan : Upaya pencegahan, tindakan dan pemberian pengetahuan seputar dunia kesehatan.
Dalam teorinya, Betty neuman juga mengungkapkan bahwa model keperawatan sebagai suatu konsep berdasarkan sistem yang komprehensif, model keperawatan ini digambarkan sebagai gabungan dari lima Variabel yang saling berinteraksi dan idealnya berfungsi secara harmonis ataupun stabil dengan kaitannya pada stressor lingkungan internal maupun eksternal yang sedang terjadi pada klien.
Dalam teorinya, Betty neuman juga mengungkapkan bahwa model keperawatan sebagai suatu konsep berdasarkan sistem yang komprehensif, model keperawatan ini digambarkan sebagai gabungan dari lima Variabel yang saling berinteraksi dan idealnya berfungsi secara harmonis ataupun stabil dengan kaitannya pada stressor lingkungan internal maupun eksternal yang sedang terjadi pada klien.
1)
Manusia ( klien)
Dalam hal ini di ungkapkan bahwa ada
rangkaian ketahanan pada setiap individu. Dengan penggambaran masing-masing
ketahanan, yang tersirat dalam lingkaran. Dimana tingkatan dari masing-masing lingkaran
memiliki tugas pertahanan secara spesifik, mengelilingi dan melindungi
ketahanan dasar individu tersebut. Tingkatan dari masing -masing lingkaran
tersebut juga dibarengi oleh lima variabel yang turut membangun sistem klien,
diantaranya: 1) Fisiologis, 2) Psikologis, 3) Perkembangan, 4) Sosial budaya,
5) Rohani.
Jika kita kaji berdasarkan ilustrasi
yang ada, tuan B mengalami gangguan pada sisi psikologisnya yang mungkin bisa
mengganggu fungsi fisiologisnya apa bila tidak ada proses pemulihan. Seperti
yang digambarkan bahwa tuan B memilih mengurung dirinya sndiri di kamar dengan
beranggapan orang-orang di sekitarnya tidak bisa menghargainya. Selain itu
beliau sering berbicara sendiri dan berhalusinasi bahwa pamannya hadir untuk
mendengarkan keluhannya. Dan hal-hal yang terjadi tersebut bisa mengganggu
kestabilan fungsi fisiologisnya, karena beliau tidak mau merawat dirinya,
seperti kebutuhan nutrisi dalam tubuhnya atau dengan cara mengkonsumsi makanan secara rutin dan menjaga kebersihan
tubuhnya, karena beliau merasa tidak ada gunanya merawat dirinya sendir.
2)
Lingkungan ( stressor )
Stres merupakan salah satu bentuk
kondisi psikologis yang terjadi dalam diri setiap orang, yang memiliki makna
bahwa stres bisa terjadi pada setiap
individu, tanpa melihat usia ataupun jenis kelamin. Sebenarnya stres itu
sendiri bisa berpengaruh positif maupun negatif. Pengaruh positifnya ialah jika
individu tersebut mampu mengelola stresnya untuk membangkitkan rasa percaya
diri, sehingga bisa menghasilkan pengalaman baru, wawasan yang lebih luas dan
terbentuklah mental yang kuat. Kemudian
pengaruh negatifnya ialah, jika individu tersebut tidak mampu mengelola stres
yang dia alami, sehingga dapat memberikan perasaan-perasaan tidak nyaman, kehilangan
rasa percaya diri. Dampak yang
ditunjukkan dari stressor sebenarnya dapat dibedakan berdasarkan: kekuatan
stressor, jumlah stressor, elastisitas pertahanan individu itu sendiri.
Melihat faktor-faktor yang
menyebabkan ketidak stabilan sistem ketahanan tersebut, stressor dibagi menjadi
tiga klasifikasi: (1) Stressor intrapersona, (2) Stressor interpersonal, (3) Stressor ekstrapersonal. Dalam teori yang diungkapkannya ,
stressor sebagai kejadian di masa lalu
tentang perasaan kehilangan. Melihat
kondisi klien berdasarkan pola tingkah laku yang ditunjukkan, serta riwayt
karirnya, bisa dikatakan bahwa perasaan
kehilangan atau stressor yang terjadi pada klien termasuk stressor
ekstra-personal,” karena seperti
yang diilustrasikan pada wacana bahwa klien pernah kehilangan pekerjaan, yang
mungkin dikarenakan kurangnya kemampuan bersosialisasi dan beradaptasi. Selain
itu perasaan kehilangan yang juga dialami klien adalah stressor
inter-personal yang mana beliau kehilangan kontak sosial dengan anggota
keluarga dengan alasan bahwa dirinya tidak dihargai, kemudian stressor
intra-personal juga terjadi pada klien dilihat dari kondisi psikologisnya
seperti berhalusinasi.
3)
Kesehatan
Kesehatan yang dimaksud disini adalah rentang antara sehat dan sakit.
Kesehatan Klien yang dimaksud bisa diartikan dengan kemampuan individu tersebut
menjaga kesehatan dirinya sendiri secara stabil. Jika dikaitkan dengan kasus
yang sedang terjadi, kestabilan pada fungsi fisiologis klien terpengaruh seiring dengan terganggunya kestabilan
kondisi psikologisnya, yang dikarenakan kebutuhan nutrisinya tidak akan
terpenuhi dengan baik. karena yang dimaksud kesehatan ialah berjalannya satu
fungsi dengan baik, yang juga diikuti
fungsi yang lain dengan keadaan baik pula.
4) Keperawatan ( Rekontitusi )
Rekonstitusi adalah upaya pengembalian
atau bisa juga upaya perbaikan terhadap ketidak stabilan sistem yang dialami
klien dan juga sebagai suatu kondisi adaptasi terhadap stressor lingkungan
internal maupun eksternal. Dengan cara melakukan tindakan keperawatan untuk
menangani reaksi stres klien, yang mana maksud dari tujuan tindakan yang
dilakukan terhadap pasien agar tercapai kesehatan yang lebih baik. Dengan
demikian tindakan yang dapat dilakukan oleh perawat , diantaranya: pencegahan
primer, pencegahan skunder dan pencegahan tersier.
Pencegahan primer ialah suatu proeses
mengidentifikasi terhadap stressor yang terjadi pada tuan B, serta upaya
pencegah terhadap stressor itu sendiri. Kemudian dilanjutkan pencegahan primer
dengan tindakan perawatan, untuk
menyembuhkan tuan B dalam
gangguan psikologisnya. Pencegahan tersier dilakukan dengan pengontrolan
terhapap kondisi tuan B dengan maksud
agar kesehatan tuan tetap pada kondisi optimal setelah ada tindakan medis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar